Kamis, 21 Januari 2010

Normal dan Abnormal

Normal (Maramis, 1999)
adalah keadaan sehat (tidak patologis) dalam hal fungsi keseluruhan.

Perilaku Normal (Kartini Kartono, 1989)
adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat) yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya.

Perilaku Pribadi Abnormal (Kartini Kartono, 1989)
adalah sikap hidup yang sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat seseorang berada sehingga tercapai suatu relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan.

Abnormal
adalah menyimpang dari yang normal (tidak biasa terjadi).

Perilaku Abnormal
adalah suatu perilaku yang berbeda, tidak mengikuti peraturan yang berlaku, tidak pantas, mengganggu dan tidak dapat dimengerti melalui kriteria yang biasa.

Normal dan abnormal perlu dipertimbangkan dari berbagai aspek dan pendekatan. Profesor Suprapti Sumarno (1976), ada dua pendekatan dalam membuat pedoman tentang normalitas:

1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan yang didasarkan atas patokan statistik dengan melihat pada sering atau tidaknya sesuatu terjadi dan acapkali berdasarkan perhitungan maupun pikiran awam.
Misal, perilaku makan sepuluh kali dalam sehari.

2. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan yang didasarkan observasi empirik pada tipe-tipe ideal dan sering terikat pada faktor sosial kultural setempat.
Misal, perilaku menangis berlebihan hingga menjerit-jerit pada mereka yang sedang mengalami kehilangan seseorang di suatu lingkungan budaya.

Jadi, batas antara normal dengan abnormal bukan dilihat sebagai dua kutub yang berlawanan, melainkan lebih berada dalam satu kontinum sehingga garis yang membedakan sangatlah tipis.

Kriteria Pribadi Normal (Gunarsa & Gunarsa, 1989 mengutip A.H. Maslow: Mittleman):
1. Perasaan aman yang adekuat.
2. Memiliki penilaian diri dan wawasan yang rasional
3. Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang adekuat
4. Mempunyai kontak realitas yang efisien
5. Memiliki dorongan dan nafsu jasmani yang sehat serta kemampuan untuk memenuhi dan memuaskannya
6. Mempunyai pengetahuan diri yang adekuat
7. Mempunyai tujuan hidup yang adekuat
8. Mampu belajar dari pengalaman hidupnya
9. Sanggup untuk memuaskan tuntutan dan kebutuhan kelompok
10. Emansipasi yang pantas dan sehat dari kelompok maupun kebutuhan
11.Memiliki integrasi dan konsistensi kepribadian

Kriteria Pribadi Abnormal
dapat dilihat dari beberapa segi:
1. Kelangkaan Statistik (Statistical Infrequency)
tingkah laku abnormal diasumsikan dalam "populasi kurva normal" yang menempatkan mayoritas individu berada di tenganh dan sangat sedikit yang berada pada posisi ekstrim. Jadi dengan kata lain, seseorang dapat dianggap normal bila orang tersebut tidak menyimpang jauh dari rata-rata perilaku.

2. Pelanggaran Norma
tingkah laku yang menyimpang dari norma sosial dan mengancam atau membuat cemas orang yang mengamatinya.
Misal, Kekerasan psikopat, perilaku liar manik, perilaku aneh skizofrenia.

3. Penderitaan Pribadi (Discomfort atau Personal Distress)
Suatu perilaku dimana individu secara personal merasa berada dalam situasi penuh tekanan baik stres dari lingkungan maupun kondisi dari dalam dirinya.
Misal, depresi, cemas berat karena takut rasa sakit.

4. Disabilitas atau Disfungsi (Maladaptif Behaviour)
Ketidakmampuan individu dalam beberapa bidang penting dalam hidup, baik hubungan kerja atau pribadi.
Misal, seseorang yang takut terbang melewatkan kesempatan bekerja di luar negeri.

5. Tidak Diharapkan (Unexpectedness)
Suatu respon dari perilaku yang tidak diharapkan terhadap stresor lingkungan karena sudah diluar proporsi.
Misal, kecemasan yang sangat dan terus menerus terhadap hartanya, walaupun seseorang tergolong kaya.

Kategori Tingkah Laku Abnormal (Maher & Maher, 1985)
1. Tingkah laku berbahaya terhadap diri dan orang lain
2. Kontak realitas yang buruk
3. Reaksi emosional yang tidak sesuai dengan situasi
4. Tingkah laku tidak menentu (aneh) atau beralih tanpa dapat diramalkan

Sumber:
Catatan dari dosen tercinta, Ibu Yulianita.

1 komentar: